Dari judulnya, mungkin sebagian mengira tulisan ini akan memaparkan kisah khayal perahu Nabi Nuh yang dapat terbang; atau pesawat ruang angkasa menyerupai perahu Nabi Nuh. Barangkali ada pula yang menyangkanya sebagai gagasan cerdas masa depan. Yakni saat kemajuan teknologi sudah mampu membuat pesawat canggih mirip perahu Nabi Nuh, yang sanggup mengangkut manusia sekaligus aneka jenis satwa.
Namun, yang diketengahkan di sini sungguh jauh lebih mengagumkan dari itu semua. Kendaraan supercanggih ini bahkan mungkin tak pernah terlintas dalam pikiran kita. Alat pengangkutan tersebut sudah ada sejak ribuan bahkan jutaan tahun lalu. Pesawat ruang angkasa ini berukuran jauh lebih besar dari perahu Nabi Nuh, sehingga mampu mengangkut miliaran manusia, miliaran hewan, bahkan miliaran tumbuhan. Tak selazim kendaraan udara mana pun, pesawat raksasa ini tak memiliki sayap, baling-baling, ekor, roda, mesin, kemudi; bahkan tak perlu bahan bakar. Hebatnya lagi, meskipun berbentuk bulat mirip telur, kecepatannya jauh melebihi laju terbang pesawat jet mana pun.
Sekarang kita sudah dapat menebak, apa yang dimaksud pesawat supercanggih di atas. Apa lagi kalau bukan Bumi kita, si Planet Biru yang telah ribuan tahun menjelajahi ruang angkasa.
Bumi terbang mengelilingi matahari sembari berputar pada porosnya sendiri. Sulit dipercaya, pesawat ruang angkasa yang Anda tumpangi
Luar biasa, kita benar-benar sedang menumpang pesawat ruang angkasa superkilat yang mampu membawa kita menempuh jarak Jakarta-Surabaya dalam waktu kurang dari 5 detik! Anehnya, kita tidak merasakan getaran atau goncangan sedikit pun akibat gerakan supercepat Bumi tersebut. Kita bahkan dapat tidur lelap, bersantai, berjalan, bermain, dan melakukan kerja apa pun dengan aman dan nyaman di permukaannya. Ini benar-benar mengisyaratkan kehebatan perancangan pesawat ruang angkasa raksasa supercepat yang bernama Bumi.
Sekelumit pengetahuan di atas sudah cukup bagi kita untuk memahami kehebatan sang Perancang Bumi. Padahal, masih banyak beragam misteri di Planet Biru ini yang belum kita ketahui, yang dapat mengantarkan kita kepada kebesaran Allah, sebagaimana firman-Nya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan Bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan Bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di Bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan Bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al Baqarah, 2:164) (cs)